Hampir 13 tahun sudah gak makan kue jenis ini. Kue ini adalah kue tradisional khas Makasar. Dulu sekali sekali ketika singgah ke tanah keahiranku di Kolaka, Sulawesi Tenggara dan nginep di rumah embah, hampir tiap pagi selalu disediain kue ini sebagai teman minum teh. Kue ini namanya Putu Cangkir. Meski rasanya yang cukup sederhana, namun selalu mengingatkanku untuk kembali ke tanah kelahiranku suatu saat nanti. Sudah pernah dua kali bikin kue ini dan selalu gagal pada rasa dan teksturnya, dan ternyata kegagalannya adalah pada tepungnya yang tidak kusangrai terlebih dahulu. Dan ketika ada even JTIW di NCC maka kucoba lagi untuk membuatnya dengan tepung yang disangrai. Berikut adalah resepnya.
PUTU CANGKIR
Bahan:
- 150 gram beras (sangrai beras sampai putih sedikit kecoklatan, dinginkan, blender, ayak menjadi tepung, lalu sangrai lagi sebentar)
- 75 gram beras ketan (sangrai beras ketan sampai matang, dinginkan, blender, ayak, lalu sangrai lagi sebentar)
- 200 gram gula merah campur dengan 75 ml air, didihkan hingga gula larut. Dinginkan.
- 1/2 butir kelapa agak tua diparut.
Cara Membuat :
- Campur jadi satu tepung beras dan tepung ketan, aduk hingga rata.
- Masukkan air gula, uleni hingga rata, adonan tepung masih berbentuk serbuk atau bubuk lembab (seperti adonan kue satu kacang ijo)
- Masukkan sesendok adonan tepung ke dalam cetakan muffin kecil, cetakan kue mangkok, atau cetakan pie lalu masukkan kelapa parut, timpa lagi dengan adonan tepung. Jangan ditekan, biarkan saja.
- Kukus dengan api sedang selama kurang lebih 10 menit atau sampai matang.
- Angkat, keluarkan dari loyang, dinginkan.
Selamat mencoba!!